Postserang.com TANGERANG – Pandemi Covid-19 mengharuskan semua orang beraktivitas di rumah guna mencegah penyebaran dan penularan virus Corona.
Tidak hanya orang dewasa yang aktivitasnya terbatas, anak – anak bahkan tak bisa belajar tatap muka di sekolah dan mengharuskan belajar secara daring.
Berangkat dari hal tersebut Forum Komunikasi Mahasiswa (FORKOM) dan TBM Sundung Literasi Desa Kubang Kecamatan Sukamulya hadir untuk memberikan ruang kepada anak – anak untuk belajar bersama di sekitar rumah mereka dan menyatu dengan alam
Dalam keterangannya Teguh Maulana Ketua FORKOM Desa Kubang menjelaskan, “Seiring perkembangan waktu dan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi serta kurangnya minat dan perhatian para pemuda terhadap seni dan budaya asli milik Indonesia khususnya Provinsi Banten yang semestinya kita lestarikan kini tenggelam di tengah – tengah,” tegasnya
Menurut Teguh, mencontohkan begitu kuatnya arus budaya asing yang masuk hingga ke pelosok – pelosok Desa.Hanya sedikit saja ada seorang remaja ataupun pemuda kita yang bisa membawakan tarian Tradisional dan sesuatu hal aneh jika kita menemukan seseorang yang mengenakan baju batik dalam kesehariannya,”jelasnya
Pergeseran adat dan budaya tampaknya telah merubah wajah anak – anak Negeri yang lebih memilih budaya asing untuk mereka banggakan
“Kita juga berkolaborasi dengan organisasi lainnya, misalnya organisasi Komunitas Alat musik Tradisional Karinding, komunitas Reptil, jadi anak – anak bisa belajar mengenal dunia musik Tradisional, Reptil, terus komunitas kreativitas baju Tie Dye,” jelasnya
Teguh Maulana juga bersama relawan lainnya juga mengajarkan anak – anak untuk mengetahui bagaimana cara memilah sampah Organik dan Non Organik, menyaring air keruh menjadi jernih, dan Edukasi Game Tradisional,” ucapnya
Sementara itu Subian selaku Ketua Penyelenggara Kegiatan Halal BI Halal Berbudaya ketika ditemui Awak Media menjelaskan,”Masuknya Budaya Barat yang mendapat respon positif dari kalangan remaja tanpa adanya filter dan penyeimbang dari budaya lokal mengakibatkan para remaja, pemuda dan sebagian besar masyarakat mengalami kerancuan dalam memahami dan membedakan antara budaya Asli milik Indonesia dengan budaya asing,” terangnya.
“Saya melihat kondisi dan fakta di atas pantas kiranya kita memberikan perhatian lebih terhadap permasalahan tersebut dan inilah yang menjadi latar belakang kami semua para remaja dan elemen masyarakat Kampung Bojong Manuk Desa Kubang Kecamatan Sukamulya menyelenggarakan kegiatan Festival Budaya yang diberi Jargon “ NGAHIJI” dengan Maksud dan Tujuan :
1. Untuk mempererat Tali Silaturahmi antara masyarakat Desa Kubang pada khususnya.
2. Untuk melestarikan dan menumbuhkan minat terhadap Seni dan Budaya Asli Indonesia.
3. Untuk membangun kebersamaan dan mengembangkan kreativitas para pemuda dan masyarakat.
Subian menceritakan bahwa Komunitas TBM Sundung Literasi didirikan sejak 2020.
“Iya, kita dirikan pas lagi pandemi Covid-19. Daripada melihat anak – anak bermain Gadget, lebih baik mengisi waktu luangnya untuk belajar bersama di TBM Sundung ini,” ucapnya (15/05/2022).
Awalnya kegiatan belajar Non formal ini diadakan setiap seminggu Dua kali, setiap hari Sabtu dan Minggu pukul sejak pukul 09.00 WIB.pagi
“Biasanya nanti dilanjutkan lagi selesai Dzuhur, setelah itu kita semua bisa bermain games. Pokoknya hal – hal yang tidak bisa didapatkan di sekolahan, apalagi saat pandemi sekarang ini, bisa kita dapat,” jelasnya.
Untuk relawan yang berpartisipasi dalam komunitas TBM Sundung ini, kata Subian berasal dari berbagai elemen masyarakat.
“Iya kami ini terdiri dari pekerja, wirausaha, dan juga pelajar. Sekadar informasi juga ya, rata – rata komunitas itu kan dari pekerja atau mahasiswa. Kami di sini bahkan masih ada yang pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA),” papar di
“Iya seperti hari ini saja, Di sini mulai dari usia 3-14 tahun dan para orang tua di sini juga sangat mendukung,” tambahnya.
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan belajar di komunitas TBM Sundung ini pun berasal dari usaha para relawan yang membuat sistem pre-order baju dan sebagainya
“Iya jadi kita sistemnya Pre-order, kita jualinnya di Instagram dan teman – teman yang mau bantu juga bisa cek Instagram kami (red.TBM.Sundung),” jelas Subian
Dari pantauan Awak Media sejumlah anak – anak sangat antusias untuk mengikuti kegiatan belajar musik Tradisional Karinding juga membuat baju Tie Dye
Salah satunya Yani, ia sangat senang bisa belajar di TBM Sundung, sebab kegiatan belajar di sekolahnya hanya secara daring.
Dengan senyum yang sumingrah, anak – anak di Desa Kubang ini mengikuti setiap arahan yang diberikan para relawan.Saling bercengkrama dan tertawa satu sama lain, membuat belajar TBM Sundung di bawah rindang pepohonan Albasia ini terasa sangat asik
(Ari Ariyanto/Postserang)